Warta
Trending

Bedug Goes to Alexandria

Belajar tidak hanya melulu di dalam ruangan kelas, namun juga bisa di luar ruangan. Darinya, pikiran mampu disegarkan, ide-ide baru bakal bisa bermunculan. Berangkat dari semua itu, Bedug lantas mengadakan rapat redaksi sekaligus wisata religi untuk kru Bedug lintas angkatan. Kegiatan yang bertajuk Bedug Goes to Alexandria #2 dimulai sejak tanggal 16 sampai 18 Juni 2018. Sabtu malam, para peserta berangkat dari Stasiun Ramsis, Kairo pukul 18.30 WLK dan sampai di tempat tujuan pukul 22.30 WLA. Setelah sampai, semua peserta beristirahat di homestay yang telah disewa.

Di pagi harinya, peserta langsung dihadapkan dengan jadwal kegiatan yang padat. Agenda pertama dimulai dengan mengunjungi perpustakaan Alexandria. Di sana, semua peserta tidak sekadar berfoto ria, tapi melakukan kegiatan yang sedikit tidak biasa. Yakni, mereka telah diberi tugas membaca satu buku, apapun jenisnya. Semua peserta kemudian wajib mempresentasikan di destinasi selanjutnya.

Selepas dari perpustakaan, peserta diajak berwisata rohani mengunjungi makam Syekh Abu Abbas al-Mursi, salah satu mursyid tarekat al-Syadiliyyah. Kemudian dilanjutkan mengunjungi makam Syekh al-Busyiri, pemilik sholawat Bur’ah yang telah masyhur di Indonesia sebagai shalawat Burdah.

Di salah satu sudut taman di area masjid, peserta menyampaikan presentasi tentang buku yang telah dibacanya. Mereka menyampaikan presentasi dengan sangat menarik dan penuh antusiasme. Salah satunya presentasi tentang buku berjudul Adab al-Athfal karangan Dr. Ismail Abdul Fattah. Sebuah buku yang membahas tata krama untuk anak-anak. Di sana dijelaskan formulasi dan metodologi adab bagi anak-anak. Fase dan cara-cara efektif orang tua dalam membangun pondasi akhlak bagi anak-anaknya juga dijelaskan, sehingga anak-anaknya bisa memiliki akhlak terpuji dan dicintai orang lain. Hal ini dalam rangka menyiapkan generasi yang memiliki kualitas akhlak dan berkelribadian baik. Selepas semua presentasi, peserta diajak mengunjungi Qaitbay, sebuah benteng yang menjadi ikon Alexandria.

Di hari terakhir (18 Juni 2018), peserta dihadapkan dengan agenda utama, yaitu Evaluasi buletin Bedug edisi 22 yang bertempat di Montazah. Agenda ini berlangsung sejak pukul 12.00 sampai pukul 19.30 WLA. Di sini, para peserta mengkritisi tulisan tiap kru pada edisi 22. Semua yang hadir menyampaikan segala evaluasinya, baik secara khusus maupun secara umum. Salah satu Editor Bedug, Hamidatul Hasanah menyampaikan evaluasinya dengan mengkritisi sikap kru ketika evaluasi. “Para penulis ketika evaluasi atau kegiatan apapun di sampingnya harus selalu ada pena dan buku untuk menulis hal sekecil apapun. Oleh karenanya, selepas ini, jangan lupa bawa selalu pena dan buku untuk menulis. Tulislah hal-hal yang menurut kalian menarik sehingga nanti ketika lupa bisa melihat tulisan tersebut.”

Di akhir evaluasi, pendiri buletin Bedug, Ahmad Muhakam Zein menjelaskan beberapa hal, salah satunya terkait pentingnya integritas, kedisiplinan dan hal lainnya. Ia juga menjelaskan maksud adanya kegiatan ini, “Kenapa perlu diadakan kegiatan semacam ini? Tak lain dan tak bukan dengan tujuan agar di antara anggota Bedug sudah tidak ada rasa canggung, rasa malu dan lebih akrab lagi rasa kebersamaannya. Tahun kemarin, selepas dari sini, kakak kelas kalian, Bedug generasi kedua telah terpupuk rasa kekeluargaan, kebersamaan dan keakrabannya. Nah, diharapkan selepas ini, Bedug generasi ketiga tidak ada lagi rasa canggung, malu-malu di antara kalian, baik sesama kalian ataupun dengan senior.”

Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini agaknya membawa dampak positif dan signifikan bagi para kru buletin Bedug. Itu terlihat sehari setelahnya, yaitu saat rapat lanjutan untuk penentuan tema buletin Bedug edisi 23. Di rapat itu, para kru terlihat lebih vokal, akrab dan suasana kebersamaan serta kekeluargaannya tertihat sangat terjalin. Imbasnya, usulan tema buletin pun lebih banyak, peserta lebih aktif, dialektika lebih terbangun dan rapat redaksinya lebih efektif.

Terakhir, berhubung momennya masih momen lebaran, Keluarga Buletin Bedug mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Semoga kami senantiasa terus bisa berproses dan menyuguhkan tema-tema yang aktual, faktual dan ilmiah.

Back to top button