Bedug Kembali Adakan Perekrutan Kru Baru

KAIRO, BEDUG—Buletin Bedug kembali mengadakan perekrutan anggota baru untuk angkatan keempat. Tersebab kedatangan mahasiswa baru yang mundur, perekrutan yang dijadwalkan pada Oktober atau November 2018 lalu pun terpaksa mundur hingga Januari 2019.
Sebelum perekrutan diadakan, kru Buletin Bedug 2017 mengadakan rapat pada Rabu, 23 Januari 2018. Rapat ini bertujuan merumuskan secara detail sistem tes dan interviu yang berbeda dari sebelumnya dalam perekrutan kru Buletin Bedug 2018. Jika pada 2017 dan 2018 hanya terdiri dari satu tahap, maka perekrutan tahun ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah tes interviu; yang mana dari keseluruhan pendaftar akan diambil 30-an orang untuk kemudian diseleksi kembali pada tahap kedua, yakni setelah pelatihan seputar dunia jurnalistik. Dari tahap inilah akan disaring kru Buletin Bedug 2018 sekurang-kurangnya 20 orang.
“Hal ini (sistem perekrutan yang baru) merupakan kesepakatan yang telah dibuat Tim Formatur yang dipimpin Buya (nama panggilan Ahmad Muhakam Zein, pendiri Buletin Bedug) langsung,” ujar Pimred Buletin Bedug 2017 sekaligus pemimpin rapat, Arya Abdul Fattah.
Selain sistem perekrutan, rapat tersebut turut membahas kapan pelatihan seputar dunia jurnalistik diadakan beserta para pematerinya, keberlanjutan sistem buletin secara umum, serta agenda Kelas Menulis Bedug.
Interviu perekrutan anggota baru Buletin Bedug diadakan pada Sabtu, 26 Januari 2019 di Sekretariat Bedug, Gami, Hay Asyir. Para peserta yang hadir terhitung sebanyak 42 orang dari 60-an pendaftar. Mereka terdiri dari berbagai daerah asal seperti Jawa, Madura, NTB hingga Riau. Empat puluh dua orang ini diharuskan mengikuti interviu yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama berisi pengenalan individu yang bertujuan mengenal lebih dekat para peserta dan motivasi mengikuti seleksi perekrutan kru Buletin Bedug. Dilanjutkan tahap kedua yang merupakan tes kemampuan jurnalistik. Para peserta diuji seberapa jauh kemampuan tulis-menulis dengan mengoreksi beberapa paragraf yang telah diubah tata letak, huruf kapital dan tanda bacanya. Pada tahap ketiga, peserta diuji kemampuan merumuskan sebuah masalah beserta solusinya. Terakhir, uji loyalitas dan integritas yang diampu oleh kru Buletin generasi kedua (2016).
Dwi Wijaya, salah satu peserta, ketika ditanya alasan mengiktui perekrutan Buletin Bedug menjawab, “Saya mengikuti perekrutan ini karena ingin bisa menulis dengan baik dan benar.”
Dalam penutupan tes interviu ini, M. Fikri Zulkarnain, seorang redaktur ahli Buletin Bedug mengatakan bahwa Buletin Bedug bertujuan mencetak orang-orang yang handal dalam menulis opini. “Kami tidak ingin ada alasan apapun ketika diberi tugas menulis. Sehingga akan tercipta penulis-penulis handal di lingkungan Masisir,” ujarnya. Arya Abdul Fattah selaku Pimred Buletin Bedug 2017 juga mengucapkan terima kasih kepada para peserta yang sudah hadir. Dia mengimbau agar para peserta tetap bersilaturahmi ke Sekretariat Bedug meskipun dinyatakan tidak lulus seleksi nantinya. (dakhil)