
Kairo, bedug.net— Pelaksanaan shalat Jenazah almarhumah Fatihatun Nahdliyyah di masjid al-Azhar berlangsung syahdu dan dipenuhi ribuan Masisir (Mahasiswa Indonesia di Mesir). Sebagian pejabat terkait dari KBRI Kairo juga terlihat hadir di area masjid al-Azhar. Tampak pula Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Helmy Fauzy, segenap pengurus Pcinu Mesir, Presiden PPMI Mesir dan anggota KMF Mesir. Dari pihak kampus al-Azhar, Prof Asyraf selaku wakil rektor Syuun Banat juga terlihat ada di shaf jamaah bagian depan. Ribuan Masisir yang hadir, baik pria maupun perempuan berbaur bersama masyarakat Mesir khusyuk melaksanakan shalat Jenazah. Semua yang merasa mengenal dan ingin turut melepas ‘kepulangan’ almarhumah Fatiha berbondong-bondong datang ke masjid Azhar. Tanpa ada yang mengoordinir, ribuan Masisir itu berjubel turut menyalati dan melepas kepulangan almarhumah ke kampung halamannya di Jepara, Jawa Tengah.
Begitu shalat Jumat usai, imam masjid Azhar mengumumkan bahwa akan ada pelaksanaan shalat Jenazah. Empat peti jenazah pun dibawa ke bagian depan pengimaman. Sang imam lantas menjelaskan bahwa salah satu jenazah tersebut adalah pelajar putri Universitas al-Azhar yang meninggal karena kecelakaan di saat sedang berpuasa di bulan Ramadlan ini. Beliau kemudian melantunkan untaian doa khusus untuk almaghfurlah Fatihatun Nahdliyyah. Seusai shalat, jenazah langsung dibawa menuju mobil jenazah. Beberapa jamaah terlihat berebut ingin ikut menggotong peti jenazah, bahkan banyak yang sekadar berebut ingin menyentuh peti jenazah almarhumah. Saat melewati kerumunan para petakziah, ratusan, bahkan mungkin ribuan pasang mata menitikkan air matanya. Semua tampak terharu, sedih dan begitu berat melepas kepergian almarhumah. Syahdan, tidak sedikit para hadirin yang selain haru juga merasa iri atau cemburu dengan keberuntungan almarhumah. Sebagaimana ditulis Nida dalam status WhatsApp-nya. “Njenengan dishalati masyayikh Azhar di hari Jumat bulan Ramadlan, banyak yang pengin ngangkat njenengan, Mbak Fatiha. Sugeng kondur Mbak, bahagia dan iri kulo,” tulisnya. Bagaimana tidak, saudari Fatiha memang meninggal di saat ia masih berpuasa di bulan Ramadlan yang mulia dan dengan statusnya yang mulia sebagai penuntut ilmu di Universitas al-Azhar.
Semua hadirin yang mengenalnya seolah turut bersaksi dengan kedatangannya, bahwa almarhumah adalah perempuan salihah yang insya Allah meninggal syahidah sebagai ahli ilmu dan ahli janah. Terlebih lagi, almarhumah dikenal sebagai salah satu ahbab dari Syekh Yusri yang rajin mengikuti shalat Tarawih dan dars setiap habis shalat Subuh di masjid Asyraf Muqattam. Dalam berinteraksi, almarhumah pun dikenal supel dan baik. Sehingga sangat wajar jika begitu banyak orang yang hadir untuk turut melepas kepulangan dan perjalanan indah almarhumah menghadap Sang Khalik.
Dengan pengawalan satu mobil polisi, mobil jenazah langsung meluncur menuju bandara untuk menunggu jadwal penerbangan ke Indonesia. Maskapai Turkish Airlines disebutkan akan menjadi pesawat yang mengangkut peti jenazah almarhumah. Salah satu senior dari ikatan alumni Ponpes Mathali’ul Falah Kajen ditugasi secara khusus untuk mengawal dan menyerahkan jenazah ke keluarga almarhumah di Jepara. (kenzie)