Warta

Diklat PC GP Ansor Mesir; Wadah Kaderisasi Pemimpin bagi Nahdliyin

Kairo, bedug.net— PP GP Ansor menggelar Diklat Terpadu Dasar untuk warga Nahdliyin di Mesir. Bertempat di Aula Markaz Lughah Syekh Zayed, acara perdana ini diinisiasi dan digawangi PCINU Mesir.

Acara diklat dilaksanakan selama dua hari, terhitung sejak 17 sampai 18 Juli 2019, dengan diikuti oleh 200 Nahdliyin Mesir. H. Yaqut Cholil Qoumas selaku Pimpinan GP Ansor Pusat secara resmi membuka acara diklat dengan memukul gong, tepat sebelum para peserta mulai dibekali dengan materi yang berkesinambungan.

Dari PP GP Ansor, turut hadir bersama H. Yaqut Cholil adalah H. Aunullah A’la Habib selaku Wasekjend PP GP Ansor, H. M. Mahfudz Hamid (Ketua Rijalu al-Ansor), H. M. Luthfi Thomafi (Pimpinan Kajian Keislaman GP Ansor), H. Alfa Isnaeni (Ketua Banser Nasional), H. M. Nuruzzaman (Pimpinan Densus 99 GP Ansor), Adung Abdul Rohman dan Hasanuddin Ali (Sekjend GP Ansor).

Substansi materi yang disampaikan oleh PP GP Ansor cukup padat, beberapa hal fundamental disampaikan secara berkelanjutan dari satu sesi ke sesi yang lain. Mulai dari persoalan perkembangan gerakan Islam Transnasional, peta ‘pergerakan’ muslim, hingga penjelasan terkait perangkat GP Ansor dan fungsinya dalam peta pergerakan NU.

Diklat yang digelar kali pertama ini merupakan langkah lanjutan PCINU Mesir usai Konfercab, tujuannya mengadakan wadah kepemudaan di bawah PCINU Mesir. GP Ansor mengharapkan dengan didirikannya Ansor di Mesir, NU dapat mengader pemuda NU Masisir untuk menjadi pemimpin. “GP Ansor adalah untuk kaderisasi, (sekaligus) juga untuk mencetak pemimpin,” jelas Luthfi Thomafi yang menjadi salah satu pemateri dalam DTD.

Dalam satu sesi yang lain, ia memaparkan bagaimana pemimpin itu lahir. “Pemimpin itu lahir dari dua hal. Pertama, karena bakat. Dan kedua, karena dididik, dikader, dilatih dan sebagainya,” papar Luthfi Thomafi saat diwawancarai kru Bedug.

Terkait langkah yang sebaiknya diambil oleh pengurus Ansor Mesir yang telah dilantik, ia mengatakan: “Nanti kalau PC sudah terbentuk, SK sudah ada, maka langkah (selanjut)nya adalah Raker untuk membuat program kerja.”

Selain hal di atas, Luthfi Thomafi juga memberi pesan untuk seluruh anggota GP Ansor terlantik agar tidak berhenti hanya di DTD saja. Namun, melanjutkan ke tingkat selanjutnya hingga purna masa kaderisasi dan mampu menjadi instruktur di Mesir. “Kalau teman-teman pulang ke Indonesia, saya harapkan, sahabat mencari info mengenai pelatihan di atas diklat ini. (Diklat itu) bernama PKL, supaya teman-teman nanti dapat menjadi instruktur,” pungkasnya. (ahsan)

Back to top button