Warta

Mahasiswa dan Ulama Mesir Mengenang serta Mendoakan Mbah Moen

KAIRO, BEDUG.NET— Kepulangan Mbah Moen saat menjalankan haji tahun 2019 kemarin menyisakan duka mendalam bagi umat Islam di manapun berada. Duka itu juga demikian terasa bagi santri-santri yang sedang menuntut ilmu di Mesir. Tidak hanya bagi para santri alumni pondok al-Anwar Sarang saja, namun semua santri turut merasa kehilangan. Untaian doa tahlil dipanjatkan para santri sejak hari pertama meninggal, hingga 40 hari pascakepulangan beliau. Melihat antusiasme yang begitu tinggi, PCINU Mesir bekerja sama dengan Indomie Egypt dan pihak-pihak terkait menyelenggarakan acara Tahlil dan Doa bersama memperingati 40 hari wafatnya KH Maimoen Zubair. Acaranya dilaksanakan Selasa, 10 September 2019, di auditorium Syeikh Zayed, Markaz Lughah, Hay Sadis, Madinat Nasr.

Acara tersebut dihadiri putra sulung beliau, yaitu KH Abdullah Ubab dan beberapa ulama terkemuka Mesir. Tampak hadir memberikan kesan, wejangan dan mendoakan beliau yaitu Syekh Fathi Hijazi, Syekh Zakaria Marzuq, Syekh Khatib al-Husaini, dan Syekh Hisyam Kamil.

Untuk menyambut berjubelnya hadirin yang mulai memenuhi auditorium, Tim Hadrah Khatulistiwa (Marhalah PCINU kedatangan 2018) melantunkan shalawat sejak 16:30 WLK. Di tengah acara, auditorium tampak semakin disesaki hadirin, sehingga akhirnya panita menyiapkan bangku tambahan yang ditata di depan auditorium. Istimewanya, para hadirin yang datang dan mengisi daftar hadir, oleh resepsionis diberi kitab Tahshilu Nayli al-Maroomi, yang merupakan hadiah cuma-cuma dari Syekh Hisyam untuk para tamu.

Sebelum tahlil dan doa bersama, acara juga diisi khataman al-Quran terlebih dahulu oleh para hadirin. Sejak awal, panitia sudah menghimbau agar pengunjung membawa al-Quran atau menyiapkan gawai yang ada aplikasi al-Qurannya. Selanjutnya disambung dengan tahlil dan doa bersama. Usai adzan Maghrib berkumandang, seluruh hadirin bergegas melaksanakan salat berjamaah dipimpin Syekh Khatib al-Husaini.

Usai shalat berjamaah, tim hadrah kembali melantunkan shalawat hingga pukul 19:11 WLK. Selanjutnya, Syekh Fathi Hijazi al-Husaini didapuk sebagai ulama pertama yang memberikan wejangan dan menuturkan kisah pertemuan beliau dengan KH Maimun Zubair. “Syekh Maimoen Zubair, aku melihat dalam kepribadiannya terdapat sosok yang berilmu, alim dan beradab. Sosok yang berilmu dan mengamalkan ilmunnya, kenang Syekh Fathi Hijazi dalam petikan sambutannya.

KH Abdullah Ubab mewakili keluarga almarhum, memberikan sambutan dengan memohon maaf dan berterima kasih kepada donatur, panitia, serta seluruh hadirin yang telah menyelenggarakan acara. “Mestinya ini masih 35 hari atau biasa orang bilang selapanan dino, belum 40 hari. Tapi kalau dipaskan biasanya, ya, 40 hari,” ujar putra pertama Mbah Moen. Beliau lantas menambahkan, “KH Maimoen Zubair sangat cinta kepada Mesir, karena kiblatnya ilmu  (sekarang) itu di Mesir. Sehingga merekomendasikan kepada para santrinya untuk melanjutkan belajar di Mesir, bahkan sampai beliau dibaiat tarekat di Mesir pula. Gus Ubab lantas mendoakan agar Masisir dimudahkan, dilancarkan dalam belajarnya, serta berhasil mencapai cita-citanya, dapat pula memberikan manfaat seutuhnya di Indonesia.

Selain sambutan dari para ulama, pembawa acara juga memberikan kesempatan kepada donatur acara, yakni Bapak Gunawan Hariyanto, sebagai Bos Indomie Egypt untuk menyampaikan beberapa patah kata. Pak Gunawan lantas menceritakan kenapa dia sangat antusias untuk menyelenggarakan acara tersebut. Beliau mengisahkan bertemu dengan KH Maimoen Zubair ketika di bandara dan bahkan sempat mendorong kursi rodanya serta berdialog. Beliau juga  mendapatkan amanah dari Mbah Moen. “Aku punya santri banyak di Kairo, tolong dijagain ya, kenang Pak Gun. Kemudian Pak Gun menjawab, “Insya Allah Mbah, saya akan laksanakan semampu saya,  pungkas Bos Indomie Mesir itu

Sambutan selanjutnya, Syekh Zakaria Marzuq juga menceritakan kisah pertemuannya dengan KH Maimoen Zubair. Disambung Syekh Khatib al-Husaini yang juga menceritakan kesan pertemuannya dengan almarhum. “Aku mendapatkan KH Maimoen Zubair telah melaksanakan sesuatu yang dilaksanakan oleh Rasul sebagai seorang guru,” pungkas Syekh Khatib. Syekh Hisyam Kamil berkesempatan memberikan wejangan terakhir, sekaligus doa penutup di penghujung acara. Beliau menjelaskan bahwa ulama itu pewaris dan pengganti dari Rasulullah SAW. “Seorang guru adalah pengganti Rasulullah SAW, ketika seorang guru telah meninggalkan kita, maka sebagai murid yang baik, beliau menganjurkan agar selalu meneruskan dan mengingat perjuangan sang guru dengan mempelajari karya-karyanya dan melanjutkan sanad-sanad keilmuannya,” pesan Syekh Hisam Kamil kepada para hadirin. Syekh Hisyam Kamil dalam kesempatan itu juga sempat menghadiahkan sebuah tasbih kepada putra sulung Mbah Moen, sebelum akirnya menutup acara dengan doa. (wijaya)

Back to top button