Islamologi

Menanti 2045

Oleh: Mohammad Wildan Jauhari

Indonesia adalah negara yang telah lama menelan pahitnya penjajahan. Sejarah kelam itu telah terlewati dari 77 tahun yang lalu. Kemerdekaan yang digagas oleh Soekarno dan Hatta, menjadi kenangan tersendiri bagi bangsa yang ingin mempunyai haknya sendiri. Proklamasi yang Soekarno bacakan waktu itu menjadi warna tersendiri dan awal mandirinya bangsa ini. Perjalanan yang begitu lama dan menyiksa bangsa, akhirnya berakhir pada 17 Agustus 1945.

Rumah Laksamana Maeda, sebagai saksi tempat perancangan kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus. Jam 10 pagi keesokan harinya, hari bersejarah bagi bangsa Indonesia dari jeratan kolonialisme telah usai. Cita-cita yang telah diimpikan dari berabad-abad sebelumnya telah tercapai pada hari itu. Hampir seabad lalu, cita-cita bangsa usai didapatkan. Lalu sebenarnya apa tujuan bangsa kita saat ini?

Melihat berjalannya pemerintahan Presiden Jokowi di periode kedua ini sudah mencapai setengah perjalanan, pemerintah telah mencanangkan gagasan baru, ‘Indonesia Emas 2045’. Gagasan yang mungkin masih berjarak 25 tahun, namun menjadi sebuah tujuan yang mungkin bisa menggantikan impian kemerdekaan yang telah tercapai. Gagasan tersebut menyasar pada penerus bangsa yang lahir pada 2020 ke atas.

Anak-anak yang lahir di tahun 2020 ke atas ini akan mencapai usia produktif pada 2045. Mereka akan memimpin bangsa. Dengan impian besar tersebut, berbagai sektor telah dibenahi oleh pemerintah, terutama sektor-sektor yang menyongsong gagasan Indonesia Emas 2045. Sektor pendidikan adalah salah satunya. Pemerintah mengubah metode pendidikan yang awalnya berfokus kepada pengajar saja, sekarang berganti dengan diubahnya kurikulum yang berfokus pada siswa. Pembenahan dalam sektor pendidikan, adalah sebuah bentuk upaya untuk meningkatkan SDM negara.

Selain pembenahan dalam kacah SDM, Indonesia juga memperhatikan infrastruktur yang memang telah direalisasikan dari awal kepemimpinan Presiden Jokowi. Pembuatan tol Trans Jawa dan Trans Sumatra adalah beberapa contohnya. Selain dua sektor itu, masih banyak lagi sektor-sektor yang akan atau sedang dibenahi oleh pemerintah.

Langkah-langkah menuju Indonesia Emas 2045 yang telah dimulai mesti diteruskan secara konsisten dan berkelanjutan. Apakah gagasan ini hanya terakumulasi pada pemerintahan Presiden Jokowi, kita akan melihat itu.

Di dalam Islam, membumikan agama Allah SWT merupakan bagian dari dakwah dan beramal saleh. Setelah Rasulullah wafat, tugas tersebut masih dipegang oleh para Sahabat dengan berinovasi agar tetap satu jalan dengan apa yang diimpikan. Sebagai contoh, kodifikasi al-Quran yang dilakukan oleh Sahabat Abu Bakar atas usulan Sahabat Umar. Usulan tersebut disebabkan oleh banyaknya para penghafal al-Quran yang gugur di medan perang. Dengan hilangnya para penghafal, al-Quran mungkin akan hilang bersamaan dengan syariat yang dibawa oleh Rasulullah.

Ada juga pembanding lain mengenai dampak buruk, apabila suatu jajaran utuh pemerintahan tak memiliki cita-cita yang berkesinambungan antara periode sebelumnya dan yang akan datang. Pembanding tersebut masih datang dari agama yang memiliki pengikut paling banyak di Indonesia, yaitu Islam. Praktik beragama Islam di setiap daerah unik, memiliki sejarah tersendiri. Begitu juga Islam di Andalusia.

Islam masuk ke Andalusia pada zaman pemerintahan Dinasti Umayyah. Ekspedisi Andalusia diprakarsai oleh Thariq bin Ziyad dengan mengalahkan salah seorang pemimpin Kriten Visigoth, Raja Roderikus. Setelah kalahnya Raja Roderikus itu, ekspedisi Andalus terasa lancar baik dalam dakwah menyerukan Islam ataupun dalam peperangan. Perkembangan Islam di sana begitu megah, dan mungkin bisa dikatakan lebih maju daripada perkembangannya di tanah kelahirannya sendiri. Orang Eropa, yang pada waktu itu kekuatan Kristen lebih besar dari Islam, justru mengiblatkan diri mereka pada Islam yang masih baru mereka kenal.

Kemegahan Islam di Negeri Andalusia tak berlangsung lama. Dengan kebesaran yang diperoleh oleh penerus-penerus mereka, kerajaan-kerajaan di Andalusia waktu itu mulai memudarkan pengaruhnya. Tanpa adanya penjagaan gagasan dasar yang kontinu, sebuah instansi akan memudarkan apa yang mereka tuai sendiri. Granada, kota Islam terakhir yang mengakhiri cerita Islam di bumi Andalusia, menjadi kenangan tak terlupa bagi umat Islam.

Dari pemaparan di atas, dapat kita pahami sebuah negara perlu mempunyai cita-cita bersama yang mana akan membawa mereka sendiri kepada suatu keluhuran. Setelah tercapainya kemerdekaan, Presiden Jokowi mengasimilasikan kesejahteraan rakyat masa kini dengan mengusung gagasan Indonesia Emas 2045 seperti yang dilakukan oleh Sahabat Abu Bakar. Tetapi, apakah gagasan itu dapat bertahan hingga waktu yang diimpikan?

Back to top button