Warta

40.000 EGP Dana Abadi PPMI Mesir Raib dari Brankas

Laporan Kerja Semester PPMI Mesir yang diadakan pada 20 Februari 2024 di Aula Wisma Nusantara berlangsung cukup panas. Hal ini bermula saat Andi Fuad, Tim Verifikatur Bendahara, menyesalkan sejumlah kecacatan yang ada dalam laporan keuangan. Hal ini meliputi pembelian yang tidak tercatat dalam nota, terdapat beberapa nota yang tidak sah, sampai perbedaan jumlah yang cukup signifikan antara uang riil dengan yang tercatat dalam laporan.

Puncak dari kecacatan ini adalah saat Fuad mengungkap ketiadaan dana abadi dalam brankas–yang seharusnya tidak boleh digunakan untuk operasional apapun. Dirinya meyakini bahwa saat verifikasi keuangan, dana sejumlah 40.000 EGP tersebut raib dari brankas. Lantas saja, pengakuan ini membuat suasana mulai panas. Sejumlah anggota Fraksi MPA PPMI Mesir pun turut menuntut jawaban atas keberadaan dana tersebut. Bahkan, Ahmad Rizali Baktsir, Presidium Sidang ikut mengungkap kekecewaan mendalam, sebab cita-cita besar PPMI Mesir dalam pembelian sekretariat telah ternodai.

Ironinya, sederet kekecewaan tersebut mendapat tanggapan yang justru terkesan inkosisten dan rancu. Pada mulanya, Khalid Saifullah selaku Bendahara Umum PPMI Mesir mengatakan bahwa dana tersebut terselip, dan luput dalam perhitungan Tim Verifikatur. Akan tetapi, Fuad membantahnya dengan keyakinan bahwa dana tersebut benar-benar raib dari brankas. Kesaksiannya pun didukung oleh 6 Dewan Pimpinan MPA dan BPA yang pada saat itu membersamai proses verifikasi. Seakan tidak bisa mengelak, Khalid pun memberi jawaban lain yang membuat kesaksiannya menjadi semakin dipertanyakan.

Pada tanggapan selanjutnya, Khalid berujar bahwa dana tersebut tertinggal dalam lemari pribadinya. Dengan dalih kepentingan dana Orientasi Mahasiswa Baru, Khalid akhirnya mengatakan bahwa dana tersebut tercampur dengan dana operasional Ormaba. Sebagai Dewan Pengurus, Khalid tahu pasti bahwa dana abadi tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun–termasuk Ormaba. Oleh karenanya, dia meminta maaf atas hal itu dan mengaku siap mengganti jumlah tersebut.

Namun, permintaan maaf sepertinya tidaklah cukup. Pengakuan Khalid yang demikian justru membuat suasana semakin keruh. Para anggota Fraksi masih tidak puas atas pengakuan tersebut. Oleh karena itu, demi efisiensi waktu, masalah ini akhirnya diserahkan kepada BPA PPMI Mesir. Sebagai lembaga legislatif yang berfokus pada pengawasan anggaran, BPA akan menindaklanjuti persoalan ini dengan mengadakan investigasi terhadap laporan keuangan PPMI Mesir.

Dengan adanya investigasi ini, permasalahan mengenai dana abadi diharapkan dapat mencapai titik terang. Glen Sofyan, Dewan Pimpinan BPA PPMI Mesir juga berharap dengan adanya kejadian ini, Dewan Pengurus dapat lebih berhati-hati dalam ihwal alokasi dana. “Proses kita menjaganya itu dari seluruh lini. Eksekutif menjaga pengalokasiannya, Yudikatif dan Legislatif, Fraksi-Komisi turut mengawal. Karena adanya kesalahan tidak bisa mutlak dikatakan kesalahan eksekutif atau legislatif, tapi kesalahan bersama. Jadi kita jangan sampai membiarkan adanya penyalahgunaan dana,” pungkas Glen di akhir acara. (Salsadilla)

Salsadilla Musrianti Hidayatullah

Mahasiswa Jurusan Syariah wal Qanun, Universitas Al Azhar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights